My Blogger
knowledge of educational entertainment and information
Senin, 07 Januari 2013
Minggu, 06 Januari 2013
SKRIPSI NIE,,,
Hal-hal yang Perlu Dilakukan dalam
menyusun skripsi
Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan
adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin
menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan
dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.
Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu
orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah
pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa
waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal
di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk
membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa
menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.
Buat Time Table. Ini penting agar penulisan
skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas mengenai kapan
Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda
melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah
benar-benar selesai.
Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita
lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat
untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat Google Scholar atau
melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest.
Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang
“bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan
segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari
mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk bimbingan, dan seterusnya.
Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat
“ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi
dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda
tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati
sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar,
tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah
merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.
Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak
ketiga” yang akan membantu membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam
mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam
perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar,
sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus,
pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda.
Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana
yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dari akses internet,
biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi
responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan
sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana.
Ironis kan?
Format Skripsi yang Benar
Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah
menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari
penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis
huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil
penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.
Pendahuluan. Bagian pertama ini
menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut
dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan
kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.
Pengkajian Teori & Pengembangan
Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab
pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan
bahwa bagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga
mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa
kurang make sense dan nggak nyambung.
Metodologi Penelitian. Berisi
penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe
dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang
digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.
Hasil Penelitian. Bagian ini
memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara
statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya
hipotesis yang diajukan.
Penutup. Berisi ringkasan,
simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan
dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga
harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah
hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga
saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai
pada penelitian ini.
Jangan lupa untuk melakukan proof-reading
dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak ada
kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi.
Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang
kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing
Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau
keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda).
Beberapa Kesalahan Pemula dalam membuat
Skripsi
Ketidakjelasan Isu. Isu adalah
titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat,
dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan
fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar
belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.
Tujuan Riset & Tujuan Periset.
Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan
riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan
yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.
Bab I : Bagian Terpenting.
Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi
adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika
nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut
saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi,
tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab
berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)
Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering
terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam
daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya
menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang
menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata
tidak ditemukan dalam daftar acuan.
Joint Hypotheses. Menurut
pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang
diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu
bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk
diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah
bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi
salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar
habis-habisan.
Keterbatasan & Kemalasan.
Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan
riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi
(atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena
kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.
Kontribusi Riset. Ini penting
(terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai
dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas
dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari
penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan
seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada
kegagalan mendapatkan dana sponsor.
Menghadapi Ujian Skripsi
Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut
menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa
terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran.
Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi,
gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus
dihadapi.
Setelah menulis skripsi, Anda memang harus
mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari
satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa
nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh
masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga
keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang
diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.
Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian
komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang
selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan,
melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan
yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.
Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi.
Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang
terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah “konfirmasi” atas apa yang sudah Anda
lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda
lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform
well.
Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi
adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti.
Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan
semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan
menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya
dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan
penguji.
Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian,
digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise
memang. Tapi benar-benar sangat membantu.
Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi
dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen
pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi.
Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari
sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A.
Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya
untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa.
Pasca Ujian Skripsi
Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi
segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus
administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar.
Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar
sarjana yang selama ini Anda inginkan.
Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya
belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan
skripsi Anda. Caranya?
Cara paling gampang adalah memodifikasi dan
memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi.
Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan
kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan
demikian, kelak akan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan
bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.
Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini
bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan.
Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan
melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat
bangkit mengejar ketertinggalan.
Langganan:
Postingan (Atom)